1.
Judul :
“ANALISIS BALANCE SCORECARD SEBAGAI
ALAT PENGUKUR KINERJA PERUSAHAAN
(Studi Kasus pada PT Astra Honda Motor)”.
2.
PENGARANG : SORAYA
HANUMA
ABSTRAK
Dalam menghadapi lingkungan bisnis yang semakin
kompleks seperti saat ini dibutuhkan metode pengukuran kinerja yang dapat
menilai kinerja perusahaan secara akurat dan menyeluruh. Dalam hal ini metode
yang dapat digunakan adalah Balance Scorecard. Balance Scorecard adalah
alat pengukur kinerja yang menggabungkan ukuran kinerja keuangan dan non
keuangan. Balance Scorecard mengukur kinerja dari empat perspektif,
yaitu perspektif pertumbuhan dan pembelajaran, perspektif proses bisnis
internal, perspektif pelanggan, dan perspektif keuangan.
Penelitian dilakukan dengan menggunakan
data tahun 2005-2006 pada PT Astra Honda Motor untuk menganalisis perspektif
keuangan, sedangkan untuk perspektif lainnya dilakukan analisis melalui
perhitungan kuesioner. Populasi dalam penelitian ini adalah pelanggan dan
karyawan PT Astra Honda Motor, sedangkan sample yang diambil masing-masing
adalah 100 responden untuk karyawan dan 100 responden untuk pelanggan.
Kuesioner tersebut telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Indicator yang
digunakan dalam penelitian ini terdiri dari ROI, profit margin, operating
ratio, kepuasan pelanggan, inovasi, dan kepuasan karyawan.
Dari hasil analisis yang telah dilakukan, dapat
diketahui bahwa kinerja PT Astra Honda Motor secara keseluruhan sudah cukup
baik. Pada perspektif keuangan dengan indicator ROI, profit margin, dan
operating ratio sudah menunjukkan kinerja yang cukup. Untuk perspektif
pelanggan menunjukkan kinerja yang baik dengan adanya kepuasan pelanggan yang
cukup memuaskan. Pada perspektif bisnis internal, perusahaan sudah dapat
melakukan inovasi yang baik. Dan untuk perspektif pertumbuhan dan pembelajaran
menunjukkan tingkat kepuasan karyawan yang cukup memuaskan. Dari data
penelitian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa dengan menggunakan Balance
Scorecard dapat memberikan gambaran yang lebih terstruktur dan menyeluruh.
3. RUMUSAN MASALAH :
Untuk mengetahui apakah tujuan dan target
perusahaan telah tercapai, maka harus diketahui kinerja perusahaan tersebut.
Pengukuran kinerja perusahaan biasanya menggunakan model akuntansi tradisional
yang hanya meliputi aspek keuangan saja. Saat ini terdapat alat ukur kinerja
perusahaan yang menggunakan aspek keuangan dan nonkeuangan yang dikenalkan oleh
Kaplan dan Norton, yaitu Balance Scorecard. Balance Scorecard menambahkan
beberapa perspektif dalam mengukur kinerja perusahaan. Sehingga terdapat empat
perspektif dalam Balance Scorecard, yaitu perspektif keuangan,
perspektif pelanggan, perspektif bisnis internal, dan perspektif pertumbuhan
dan pembelajaran.
Berdasarkan uraian di atas, dapat
dirumuskan masalah yaitu Bagaimana kinerja PT Astra Honda Motor jika
menggunakan konsep Balance Scorecard?
4. OBJEK
:
menguraikan tentang bagaimana penerapan Balance
Scorecard sebagai alat ukur kinerja perusahaan.
5. VARIABEL
: SEBAGAI ALAT PENGUKUR KINERJA PERUSAHAAN.
6.
DATA : Data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah:
1.
Data primer,
merupakan data penelitian yang diperoleh langsung dari sumbernya melalui
kuesioner, yang ditujukan kepada karyawan sebanyak 100 responden dan pelanggan
sebanyak 100 responden. Adapun diantaranya data mengenai kepuasan karyawan dan
kepuasan konsumen diketahui lewat kuesioner.
2.
Data sekunder,
merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung, yaitu melalui studi
kepustakaan, yaitu literature dari buku maupun artikel. Data juga diperoleh
dari internet.
7.
METODE PENGUMPULAN DATA : Digunakan
beberapa metode dalam mengumpulkan data, yaitu:
1. Kuesioner
Kuesioner
disebar kepada karyawan dan pelanggan PT Astra Honda Motor masing-masing
sebanyak 100 lembar. Sedangkan perhitungan bobot penilaian
kuesioner karyawan dan
pelanggan menggunakan skala Likert. Skala Likert ini berhubungan dengan
pernyataan tentang sikap seseorang terhadap sesuatu.
2. Studi Pustaka
Metode pengumpulan
data dengan cara mempelajari literatur-literatur yang relevan guna memperoleh
gambaran teoritis mengenai konsep penilaian kinerja Balanced Scorecard.
8. METODE
ANALISIS DATA :
metode analisis yang ditetapkan
berlandaskan pada teori-teori yang ada dan penelitian terdahulu sehingga
memungkinkan untuk penarikan kesimpulan.
Kinerja Perusahaan Secara Keseluruhan
Berikut adalah tabel dari analisis kinerja secara keseluruhan:
2005
Hasil Penilaian Kinerja Secara Keseluruhan Perspektif
|
Tahun
|
Rata-rata
|
Kriteria
|
Skor
|
|
|
2006 |
|
|||
Perspektif
Keuangan
ROI
Profit
Margin
Operating
Ratio
|
10,55%
4,70%
90,75%
|
5,13%
2,83%
90,70%
|
7,84%
3,76%
90,72%
|
Cukup
Kurang
Baik
|
0
-1
1
|
Perspektif
Pelanggan
Kepuasan
Pelanggan(*)
|
-
|
-
|
3,71
|
Baik
|
1
|
Perspektif
Bisnis Internal
Inovasi
|
28,57%
|
33,33%
|
30,95%
|
Baik
|
1
|
Perspektif
Pertumbuhan dan Pembelajaran
Kepuasan
Karyawan(*)
|
-
|
-
|
3,63
|
Baik
|
1
|
Total
|
3
|
*) Data tahun berjalan
Hasil
penilaian kinerja dalam perspektif keuangan menunjukkan bahwa ROI mempunyai
rata-rata yang cukup, sehingga diberi skor 0. Karena rata-rata ROI sudah hampir
mendekati standar yang telah ditetapkan. Sedangkan profit margin diberi skor
-1. Karena nilai profit margin masih jauh dibawah standar yang telah ada. Dan
untuk operating ratio diberi skor 1 karena dinilai sudah baik. Untuk perspektif
pelanggan diberi skor 1. Karena skor rata-rata kepuasan pelanggan sebesar 3,71.
Kepuasan pelanggan dikatakan baik apabila skor rata-rata pada skala 22
likert menunjukkan angka diatas 3. Pada perspektif bisnis
internal, inovasi diberi skor 1. Karena serta .Dan untuk perspektif pertumbuhan
dan pembelajaran diberi skor 1. Karena skor kepuasan karyawan menunjukkan angka
rata-rata sebesar 3,63. Dimana angka tersebut pada skala likert sudah
menunjukkan angka diatas 3. Total bobot skor dapat diketahui, yaitu 3 skor dari
total bobot standar. Sehingga rata-rata skor adalah 3/6=0,5
Langkah selanjutnya adalah membuat skala untuk menilai total skor
tersebut, sehingga kinerja perusahaan dapat dikatakan “kurang”, “cukup”, dan
“baik”. Dengan menggunakan skala, maka dapat diketahui kinerja suatu
perusahaan. Berikut adalah gambar skala kinerja perusahaan:
Gambar 4.1
Skala Kinerja

-1 0 0,5 1
Setelah
membuat skala, selanjutnya adalah menentukan batas area ”kurang”, ”cukup”, dan
”baik” adalah kurang dari 50% (skor 0). Kinerja dikatakan ”baik” apabila lebih
dari 80% dan diasumsikan bahwa 80% adalah sama dengan 0,6. Sisanya adalah
daerah ”cukup”, yaitu antara 0-0,6.
Dengan
demikian dapat diartikan bahwa kinerja PT Astra Honda Motor jika menggunakan Balance
Scorecard terdapat pada daerah “cukup”. Karena rata-rata skor yang
diperoleh sebesar 0,5 yang terletak diantara 0-0,6.
9. Kesimpulan
1. Pengukuran
pada perspektif keuangan yang meliputi ROI, profit margin, dan operating ratio
diperoleh hasil bahwa kinerja perusahaan dapat dikatakan cukup baik, meskipun
terjadi penurunan dari tahun sebelumnya.
2. Pengukuran
pada perspektif pelanggan yaitu kepuasan pelanggan, menunjukkan bahwa
perusahaan mempunyai kinerja yang baik.
3. Pengukuran
pada perspektif bisnis internal yang meliputi inovasi juga menunjukkan kinerja
perusahaan yang baik.
4. Pengukuran
pada perspektif pertumbuhan dan pembelajaran yaitu kepuasan karyawan
menunjukkan bahwa kepuasan karyawan sudah dapat dikatakan baik