Coba

Hallo, Welcome To My Blog

Selasa, 20 Mei 2014

pengertian biaya

2.1.1                    Pengertian Biaya
Biaya adalah pengorbanan ekonomi yang dapat dinilai dengan uang yang telah terjadi maupun yang dapat terjadi untuk tujuan tertentu.

Menurut Mulyadi (2012:7) adalah peroses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian biaya, pembuatan dan penjualan produk atau jasa, dengan cara-cara tertentu, serta penafsitan terhadapnya.

Biaya dalam arti sempit (1992:10)  adalah tingkat uang yang yang dikorbankan didalam usaha untuk memperoleh penghasilan sedangkan biaya bahan baku dapat pula disebut bagian dari harga produksi atau harga beli akuntansi yang di terima pembebanannya adalah belum dimanfaatkan dalam hubungan dengan realisasi pembelian

Sedangkan biaya menurut Daljono (2011:13) adalah suatau pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam suatu uang, untuk mendapakan barang atau jasa yang diharapkan antara memeberikan keuntungan/ manfaat pada saat ini atau masa yang akan datang.
Dari defenisi diatas dapat disimpulkan 4 unsur pokok biaya, yaitu:
1.    Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi
2.    Diukur dalam satuan uang
3.    Yang telah terjadi atau yang secara potensial akan terjadi
4.    Pengorbanan tersebut untuk tujuan tertentu.

2.1.2                    Cara Penggolongan Biaya

Dalam akuntansi biaya Mulyadi ( 2012: 13 ) biaya digolongkan dengan berbagai macam cara. Umumnya penggolongan biaya ini ditentukan atas dasar tujuan yang hendak dicapai dengan  penggolongan. Biaya dapat digolongkan menurut :

1.      Obyek pengeluaran
Dalam cara penggolongan ini, nama obyek pengeluaran merupakan dasar penggolongan biaya. Misalnya nama obyek pengeluaran adalah bahan bakar, maka semua pengeluaran yang berhubungan dengan bahan bakar disebut juga “Biaya Bahan Bakar”.

2.      Fungsi  pokok dalam perusahaan
Dalam perusahaan manufaktur ada tiga fungsi pokok, yaitu : fungsi produksi, fungsi pemasaran dan fungsi administrasi umum. Oleh sebab itu dalam perusahaan mnufaktur, biaya dapat dikelompokkan menjadi biaya produksi, biaya pemasaran, serta biaya administrasi umum.

3.      Hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai
Dalam hubungannya dengan sesuatu yang dibiayai, biaya dapat dikelompokkan menjadi dua golongan, yaitu biaya langsung dan biaya tidak langsung.

4.      Perilaku biaya dalam hubungannya dengan volume kegiatan
Dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan, biaya digolongkan menjadi : biaya variabel, biaya semi variabel, biaya semi fixed, dan biaya tetap.

5.      Jangka waktu manfaatnya
Atas jangka waktu manfaatnya, biaya dapat dibagi menjadi dua, yaitu pengeluaran modal dan pengaluaran pendapatan.

2.1.3                    Klasifikasi Biaya
Menurut Daljono (2011:15) Klasifikasi dibedakan menjadi  kelompok yaitu :
Klasifikasi biaya menurut hubungan dengan produk :

1.      Biaya pabrikasi (product cost)
Biaya pabrikasi  sering disebut juga sebagai biaya produksi atau biaya pabrik.
a.       Biaya bahan
Yang dimaksud dengan bahan, adalah bahan yang digunakan untuk membuat barang jadi. Biaya bahan merupakan nilai atau besarnya rupiah yang terkandung dalam bahan yang digunakan untuk proses produksi. Biaya bahan dibedakan menjadi:
·         Biaya bahan baku
Bahan baku adalah bahan mentah yang digunakan untuk memproduksi barang jadi, yang secara fisik dapat diidentifikasi pada barang jadi. Contoh: kayu dalam pembuatan meja kayu, kai dalam perusahaan konveksi,dll

Menurut Harnato (1992:35) biaya bahan baku meliputi harga pokok dari semua bahan yang secara praktis dapat diidentifikasi sebagai bagian dari produk selesai. Misalnya, papan atau kayu pada perusahaan produsen mebel, pasir dan semen pada perusahaan produsen tegel. Tidak semua bahan yang dipakai dalam pembuatan sutau produk, diklasifikasikan sebagai bahan baku. Contohnya paku dan lem pada perusahaan produsen mebel. Ini sebabkan oleh karena biaya yang diperlukan untuk mengidentifikasikannya dianggap tidak sebanding dengan manfaat yang didapat dari ketelitian harga pokok produknya.

·         Biaya bahan penolong
Yang termaksud dalam bahan penolong adalah bahan-bahan yang digunakan untuk menyelesaikan suatu produk, tetapi pemakaiannya relatif kecil, atau pemakaiannya sangat rumit untuk dikenali di produk jadi. Contoh: paku dan lem kayu dalam pembuatan meja kayu, benang dalam pembuatan baju (konveksi).

b.      Biaya tenaga kerja

Biaya tenaga kerja (BTK) merupakan gaji/upah karyawan bagian produksi. Biaya ini dibedakan menjadi:
·         Biaya tenaga kerja langsung
Biaya tenaga kerja langsung (BTKL) adalah gaji/upah tenaga kerja yang dipekerjakan untuk memperoses bahan menjadi barang jadi.
·         Biaya tenaga kerja tidak lansung
Biaya tenaga kerja tidak langsung (BTKL) merupakan gaji / upah tenaga kerja bagian produksi yang tidak terlibat secara langsung dalam proses pengerjan bahan menjadi produk jadi.

c.       Biaya Overhead Pabrik (BOP)

Biaya overhead pabrik (factory overhead cost) adalah biaya yang tibul dalam proses produksi selain yang termasuk dalam biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.
Yang termasuk dalam BOP antara lain adalah:
·         Biaya pemakai pabrik supplies pabrik
·         Biaya pemakaian minyak pelumas
·         Biaya penyusutan bagian produksi
·         Biaya pemeliharaan atau perawatan bagian produksi
·         Biaya listrik bagian produksi
·         Biaya asuransi bagian
·         Biaya pengawasan

2.      Biaya komersial
a.       Biaya pemasaran
Biaya pemasaran merupakan biaya-biaya yang terjadi dengan tujuan untuk memasarkan produk. Biaya pemasaran terjadi sejak produk selesai diproses hingga produk tersebut terjual. Yang termasuk biaya pemasaran anatara lain: biaya pengangkutan penjualan barang, biaya promosi, biaya pelayanan pelanggaran, dll.

b.      Biaya administrasi dan umum
Biaya adminitrasi dan umum merupakan beban yang dikeluarkan dalam rangka mengatur dan mengendalikan organisasi. Biaya yang termasuk dalam biaya administrasi antara lain: gaji akuntan, gaji mandor (bukan mandor bagian produksi) biaya klerikal (biaya tulis-menulis) biaya telepon, dll

3.      Klasifikasi biaya menurut waktu pengakuan
a.       Biaya Produk (Product cost)
Product cost adalah biaya yang terjadi dalam rangka membuat produk. Biaya tersebut sifatnya melekat pada produk. Product cost akan dipertemukan dengan pendapatan pada preriode dimana produk tersebut dijual. Selama produk belum dijual, product cost tetap melekat pada produk (persedian). Karena melekat pada produk (selama produk menjadi persediaan) product cost disebut juga inventoriable cost.

b.      Biaya Periode Period cost (Period cost)
Biaya periode adalah biaya yang terjadi dalam satu periode yang tidak ada kaitannya dengan pembuatan produk. Biaya periode sifatnya tidak melekat pada produk dan akan dipertemukan dengan pendapatan untuk menghitung laba rugi pada periode yang bersangkutan. Contoh biaya yang termasuk dalam biaya periode adalah: biaya pemasaran, biaya administrasi dan umum, dll.

4.      Klasifikasi biaya dikaitkan dengan volume produksi :
a.       Biaya variabel (variabel cost)
Biaya variabel adalah biaya yang bila dikaitkan dengan volume (pemacu timbulnya biaya) secara per unit akan selalu tetap (tidak berubah jumlahnya) meskipun volume produksi berubah-ubah, akan tetapi secara biaya tersebut jumlahnya akan berubah sesuai dengan proporsi perubahan aktivitas (volume produksi). Dengan kata lain, total biaya akan bertambah apabila volume produksi bertambah. Contoh biaya yang termaksuk biaya variabel adalah biya bahan.

b.      Biaya tetap (fixed cost)
Biaya tetap adalah biaya yang secara total, biaya tersebut tidak berubah jumlahnya meskipun aktivitas (jumlah produksi) berubah, jumlah biaya tetap per unit akan menurun, jika aktivitasnya meningkat. Contoh biaya tetap adalah biaya sewa gedung yang disewa secara tatap per bulan.


c.       Biaya semi variabel
Biaya semi variabel merupakan campuran antara biaya variabel dengan biaya tetap. Biaya semi variabel memiliki sifat:meskipun tidak ada aktivitas, biaya ini tetap ada, dan totalnya akan berubah jika aktivitas juga berubah. Contoh biaya semi variabel adalah biaya telepon, biaya listrik, biaya air.

5.      Klasifikasi biaya yang lain
a.       Pengambilan keputusan
Apabila dikaitkan dengan pengambilan keputusan, biaya diklasifikasikan menjadi: biaya relefan dan biaya tidak relevan terhadap pengambilan keputusan. Biaya relevan adalah biaya-biaya yang dapat digunakan untuk mendukung pengambilan keputusan tertentu. Contoh: untuk memutuskan menerima atau menolak penawaran harga dari pelanggan terhadap produk “10 set meja makan tipe setandar” biaya pembuatan produk tersebut dan ongkos pengiriman, merupakan biaya yang relevan untuk pembuatan keputusan tersebut. Akan tetapi biaya pembuatan produk kursi, dan biaya telepon tidaklah relevan dengan pembuatan keputusan penawaran harga tadi.

b.      Dapat tidaknya dikendalikan
Menurut dapat tidaknya dikendalikan, biaya dapat dikelompokkan menjadi biaya terkendali dan biaya tak terkendali. Biaya terkendali adalah biaya dimana manajer dapat mempengaruhi ada tidaknya dan besar kecilnya biaya tersebut. Apabila seorang manajer tidak dapat mempengaruhi suatu biaya melalui kebijakannya, maka biaya tersebut merupakan biaya tak terkendali bagi manajer tersebut.

c.       Data yang digunakan
Menurut data yang digunakan, biaya digolongkan menjadi: biaya sesungguhnya, biaya standar, biaya masa yang akan datang . biaya yang sesunggunya (actual cost), adalah biaya yang dicatat sebesar nilai yang sesunggunya pada saat terjadi. Biaya standar adalah biaya yang dicatat sebesar standarnya. Biaya masa yang akan datang adalah biaya yang dicatat dengan taksiran biaya yang akan terjadi pada masa yang akan datang.

d.      Sunk Cost
Istilah sunk cost sering digunakan untuk menunjuk pada biaya yang terjadi pada masa lalu. Sunk cost merupakan biaya yang tidak relevan untuk dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan dimasa berikutnya. Contoh biaya yang termasuk dalam sunk cost adalah pembelian mesin setahun yang lalu. Apabila pengeluaran biaya untuk membeli mesin telah terjadi, biaya tersebut tidak relevan untuk keputusan waktu-waktu berikutnya. Misalnya untuk mempertimbangkan apakah mesin tersebut sebainya terus digunakan atau dijual saja. Dalam hal ini, data harga beli mesin tidak relevan untuk pengambilan keputusan tersebut.

e.       Opportunity cost
Opportunity cost merupakan biaya yang diukur dari manfaat yang hilang karena seseorang atau oerusahaan memilih satu alternatif yang lain. Apabila dikaitkan dengan pengambilan keputusan Opportunity cost merupakan biaya relevan.


2.1.4                    Pengertian Biaya Tenaga Kerja dan cara penggolongannya

Menurut Mulyadi (2012:319) Tenaga kerja merupakan usaha fisik atau mental yang dikeluarkan karyawan untuk mengolah produk. Biaya tenaga kerja adalah harga yang dibebankan untuk penggunaan tenaga kerja manusia tersebut
1.      Penggolongan Kegiatan dan Biaya Tenaga Kerja
Dalam perusahaan manufaktur penggolongan kegiatan tenaga kerja dapat dilakukan sebagai berikut :
a.       Penggolongan menurut fungsi pokok dalam organisasi perusahaan.
Organisasi dalam perusahaan manufaktur dibagi dalam tiga fungsi pokok yaitu produksi, pemasaran dan administrasi. Pembagian ini bertujuan untuk membedakan biaya tenaga kerja yang merupakan unsur pokok produk dari biaya tenaga kerja non pabrik, yang bukan merupakan unsur harga pokok produksi melainkan merupakan unsur biaya usaha.

b.      Penggolongan menurut kegiatan departemen – departemen dalam perusahaan.
 Biaya tenaga kerja dalam departemen produksi tersebut digolongkan sesuai dengan bagian – bagian yang dibentuk dalam perusahaan tersebut. Penggolongansemacam ini dilakukan untuk lebih memudahkan pengendalian terhadap biaya tenaga kerja yang terjadi dalam tiap departemen yang dibentuk dalam perusahaan.

c.       Penggolongan menurut jenis pekerjaannya.
Dalam suatu departemen tenaga kerja dapat digolongkan menurut sifat pekerjaannya, dengan demikian biaya tenaga kerja juga digolongkan menjadi : upah operator, upah mandor dan upah penyelia. Penggolongan biaya tenaga kerja semacam ini digunakan sebagai dasar penetapan deferensi upah standar kerja.


d.      Penggolongan menurut hubungannya dengan produk.
Dalam hubungannya dengan produk, tenaga kerja dibagi menjadi dua yaitu :
Tenaga kerja langsung dan tenaga kerja tak langsung. Tenaga kerja langsung adalah semua karyawan yang secara langsung ikut serta memproduksi produk jadi, yang jasanya dapat diusut secara langsung pada produk, dan yang upahnya merupakan bagian besar dalam memproduksi produk. Tenaga kerja yang jasanya tidak secara langsung dapat diusut pada produk disebut tenaga kerja tak langsung, upah tenaga kerja tak langsung ini disebut biaya tenaga kerja tak langsung dan merupakan unsur biaya overhead pabrik.

2.1.5                    Biaya Tenaga Kerja

1.      Penggolongan menurut fungsi pokok dalam organisasi perusahaan.

Biaya tenaga kerja dapat dibagi kedalam tiga golongan yaitu :
a.       Biaya tenaga kerja produksi meliputi :
·         Gaji karyawan pabrik
·         Biaya kesejahteraan karyawan pabrik
·         Upah lembur karyawan pabrik
·         Upah mandor pabrik
·         Gaji manajer pabrik

b.      Biaya tenaga kerja pemasaran meliputi :
·         Upah karyawan pemasaran
·         Biaya kesejahteraan karyawan pemasaran
·         Biaya komisi
·         Gaji manajer pemasaran

c.       Biaya tenaga kerja administrasi dan umum meliputi :
·         Gaji karyawan bagian akuntansi
·          Gaji karyawan bagian personalia
·         Gaji karyawan bagian sekretariat
·         Biaya kesejahteraan karyawan bagian akuntansi Biaya kesejahteraan karyawan bagian personalia
·         Biaya kesejahteraan karyawan bagian sekretariat

2.      Penggolongan menurut kegiatan departemen –departemen dalam perusahaan.

Misalnya departemen produksi suatu perusahaan kertas terdri dari tiga depratemen: bagian pulp, baguan kertas, dan bagian penyempurnan. Biaya tenaga kerja dalam departemen produsi tersebut digolongkan sesuai dengan bagian-bagian yang dibentuk dalam perusahaan tersebut. Tenaga kerja yang berkerja di departemen-departemen nonproduksi digolongkan pula menurut departemen yang menjadi tempat kerja mereka. Dengan demikian biaya tenaga kerja di departemen-departemen nonproduksi dapat digolongkan menjadi biaya tenaga kerja bagian akuntansi, biaya tenaga kerja bagian personalia, dan lain sebagainya. Penggolongan semacam ini dilakukan untuk lebih memudahkan pengendalian terhadap biaya tenaga kerja yang terjadi dalam tiap departemen yang dibentuk dalam perusahaan. Kepala departemen yang bersangkutan bertanggung jawab atas pelaksanaan kerja karyawan dan biaya tenaga kerja yang terjadi dalam depertemennya.

3.      Penggolongan menurut jenis perkerjaannya.
Dalam suatu departemen, tenaga kerja dapat digolongkan menurut sifat pekerjaannya. Misalnya dalam suatu departemen produksi, tenaga kerja digolongkan sebagai berikut: operator, mandor, dan penyelia(superintendent). Dengan demikian biaya tenaga kerja juga digolongkan menjadi: upah, operator, upah mandor, dan upah penyelia. Penggolongkan biaya tenaga kerja semacam ini digunakan sebagai dasar penetapn deferensiasi upah standar kerja.

4.      Penggolongan menurut hubungannya dengan produk
Dalam hubungannya dengan produk, tenaga kerja dibagi menjadi: tenaga kerja lagsung dan tenaga kerja tak langsung. Tenaga kerja langsung adalah semua karyawan yang secara langsung ikut serta memproduksi produk jadi, yang jasanya dapat diusut secara langsung pada produk, dan yang upahnya merupakan bagian yang besar dalam memproduksi produk.

Menurut Harnanto (1992:35) Biaya tenaga kerja langsung melipiti gaji dan upah dari seluruh tenaga kerja yang secara praktis dapat diidentifikasi dengan kegiatan pengolahan bahan menjadi produk selesai. Gaji dan upah operator mesin umpamanya merupakan contoh biaya tenaga kerja langsung. Seperti halnya biaya bahan baku, kenyataan adanya gaji dan upah tenaga kerja yang ikut membantu terlaksananya kegiatan produksi mungkin saja tidak digolongkan sebagai biaya tenaga kerja langsung.
Sedangakan tenaga kerja yang jasanya tidak secara langsung dapat diusut pada produk disebut tenaga kerja tak langsung. Upah tenaga kerja tak langsung ini disebut biaya tenaga kerja tak langsung dan merupakan unsur biaya overhead pabrik. Upah tenaga kerja tak langsung dibebankan pada produk tidak secara langsung, tetapi melalui tarif overhead pabrik yang ditentukan di muka.
2.1.6                    Gaji dan Upah

Ada berbagian macam cara perhitungan upah karyawan dalam perusahaan, salah satu cara adalah dengan mengalikan tarif upah dengan jam kerja karyawan. Dengan demikian untuk menentukan upah seseorang karyawan perlu dikumpulkan data jumlah jam kerjanya selama periode waktu tertentu.

Dalam perusahaan yang menggukan metode harga pokok pesaran, dokumen pokok mengumpulkan waktu kerja adalah kartu hadir ( clock card ) dan kartu jam kerja ( job time ticket ). Kartu hadir adalah suatu catatan yang digunakan untuk mencatat jam kehadiran karyawan yaitu jangka waktu antara jam hadir dan jam meninggalkan perusahaan pada setiap akhir minggu, kartu hadir tiap karyawan dikirim kebagian pembuat daftar gaji dan upah untuk dipakai sebagai dasar perhitungan gaji dan upah karyawan perminggu. Disamping kartu hadir, perusahaan menggunakan kartu jam kerja untuk mencatat pemakai waktu hadir karyawan pabrik. Kartu jam kerja sangat penting dalam perusahaan yang menggunakan metode harga pokok pesanan dalam perhitungan harga pokok produknya. Dalam perusahaan yang menggunakan metode harga pokok proses, kartu jam kerja tersebut tidak diperlukan, karena karyawan melakukan pekerjaan atau membuat produk yang sama dalam departemen tertentu dari hari ke hari, sehingga distribusi biaya tenaga kerja tidak diperlukan.

2.1.7                    Biaya Standar
Biaya standar adalah biaya yang harus yang seharusnya terjadi untuk membuat satu unit produk, biaya yang ditentukan dimuka untuk mengukur pelaksaan (pengeluaran biaya produksi sesungguhnya)
Menurut Mulyadi (2012:387) Biaya standar adalah biaya yang ditentukan dimuka, yang merupakan jumlah biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk membuat satu satuan produk atau untuk membiayai kegiatan tertentu, dibawah asumsi kondisi ekonomi, efisiensi dan faktor – faktor lain tertentu.
Menurut Susty Ambarriani (2001:730) Biaya standar adalah merupakan pengeluaran perusahaan yang ditentukan sebelumnya yang dibutuhkan dalam operasi atau untuk tujuan tertentu.
Dan dalam produksi terdapat pula biaya sesungguhnya, biaya yang diakumulasikan selama proses produksi dengan menggunakan harga pokok historis yang biasanya merupakan lawan dari biaya yang ditentukan sebelum proses produksi.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa biaya standar merupakan biaya yang ditentukan sebelum proses produksi yang ditujukan untuk mengetahui besarnya biaya yang dikeluarkan perusahaan. Biaya standar tidaklah menggantikan biaya sesungguhnya dalam suatu sistem akuntansi biaya melainkan saling melengkapi.
Biaya penggunaan biaya standar dipergunakan untuk :
1.      Menetapkan anggaran.
2.      Mengendalikan niaya, mengarahkan dan mengukur efisiensi.
3.       Menyerderhanakan prosedur pembiayaan dan menyajikan laporan biaya dengan cepat.
4.      Membebakan biaya yang telah dikeluarkan untuk pemakaian bahan baku.
5.       Menetapkan dasar – dasar perhitungan harga jual.

Dalam penulisan ini biaya standar digunakan untuk kegiata pengendalian biaya bahan baku perusahaan dan biaya tenaga kerja langsung perusahaan.
2.1.8                    Manfaat Sistem Biaya Standar dalam Pengendalian Biaya.
Sistem setandar dirancang untuk mengendalikan biaya. Biaya standar merupakan alat yang penting didalam menilai pelaksanaan kebijakan yang telah ditetapkan sebelumnya. Jika biaya standar ditentukan dengan realitis, hal ini akan melaksanakan kerjaannya dengan efektif, karena pelaksana telah mengetahui bagaimana perkerjaan seharusnya dilaksanakan, dan pada tingkat biaya berapa perkerjaan tersebut seharusnya dilaksanakan.
Sistem biaya standar memberikan pedoman kepada manajemen berapa biaya yang seharusnya untuk melakukan kegiatan tertentu sehingga memungkinkan mereka melakukan pengurangan biaya dengan cara perbaikan metode produksi, pemilihan tenaga kerja dan kegiatan yang lain.

2.1.9                    Kelemahan Biaya Standar.
Tingkat keketan atau kelonggaran standar tidak dapat dihitung demgan tepat. Meskipun telah ditetapkan dengan jelas jenis standar apa yang dibutuhkan oleh perusahaan, tetapi tidak ada jaminan bahwa standar ditetapkan dalam perusahaan secara keseluruhan dengan keketatan atau kelonggaran yang relatif sama. Seringkali standar cenderung untuk menjadi kaku atau tidak fleksibel, meskipun dalam jangka waktu pendek keadaan produksi selalu mengalami perubahan, sedangkan perbaikan standar jarang sekali dilakukan. Perubahan standar menimbulkan masalah persediaan.
Menurut Djojodipura Buku Pengantar Ekonomi untuk Perencanaan (1992; 58) Penggolongan biaya standar :
1.      Standar dasar adalah membandingkan antara taksiran dengan yang sebenarnya.
2.       Standar berjalan dibagi menjadi :
a.       Standar sebenarnya yang diharapkan adalah hasil perkiraan untuk tahun yang bersangkutan berdasarkan keadaan dan biaya operasi yang diperkirakan.
b.      Standar normal adalah angka rata – rata yang disarkan atas operasi normal.
Menurut mulyadi (2012:406) selisih biaya bahan baku dan  selisish biaya tenaga kerja dengan memakai ketiga model selisih tersebut adalah
a.       Model Satu Selisih:
Selisih biaya tenaga kerja dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
( JKSt x TUSt ) – ( JKS x TUS )
Dimana :
TUSt = Tarif upah standar
TUS = Tarif upah sesungguhnya
JKSt = Jam kerja standar
JKS = Jam kerja sesungguhnya
a.       Model Dua Selisih:
Selisih biaya tenaga kerja langsung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
·         Selisih tarif upah
( TUSt – TUS ) x JKS
·         Selisih efisiensi upah
( JKSt – JKS ) x TUSt
b.      Model Tiga Selisih :

Selisih biaya tenaga kerja dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
a.       Selisih tarif upah = ( TUSt – TUS ) x JKSt
b.      Selisih efiensi upah = (JKSt – JKS ) x TUSt
c.       Selisih tarif / efisiensi upah = ( JKSt – JKS ) – ( TUSt – TUS )

2.1.10                Analisis Varians
Analisis selisih adalah suatu tehnik yang sangat bermanfaat untuk memisahkan faktor-faktor eksternal dan faktor-faktor internal. Dimana data-data yang diperlukan dalam menghitung analisis tersebut adalah : jumlah fisik bahan baku yang dipakai, harga sesungguhnya bahan baku per satuan, jumlah fisik bahan baku yang dicapai menurut standar serta harga standar bahan baku. Selisih bahan baku dapat dibagi dalam dua macam :
a.       Analisis Selisih harga Bahan Baku.
Dimana selisih harga ini dicatat pada saat dilakukan pembelian, apakah terjadi selisih rugi atau selisih laba. Hal ini merupakan tanggung jawab bagian pembelian. Selisih ini kemungkinan disebabkan oleh : adanya fluktuasi harga yang tidak bisa diantisipasi oleh bagian pembelian, pembelian dari supplier yang lokasinya lebih menguntungkan sehingga biaya bisa diperkecil, dan karena kegagalan dalam memanfaatkan potongan pembelian yang seharusnya dilakukan secara mendadak yang menyebabkan harga lebih tinggi dari biasanya.

b.      Analisis Kuantitas Bahan Baku.
Penentuan kuantitas standar bahan baku dimulai dari spesifikasi produk, baik mengenai ukuran, bentuk, warna, karakteristik pengelolaan produk, maupun kualitasnya. Standar jumlah bahan baku umumnya disusun dari perincian-perincian yang dibuat berdasarkan departemen atau bagian yang membuat barang. Standar jumlah pemakaian bahan baku harus ditetapkan sesudah dilakukan penelitian dan pemilihan yang cermat atas macam-macam material. Sehingga yang dipilih adalah benar-benar ekonomis baik dari segi ukuran, bentuk , dan kuantitasnya.








Tidak ada komentar:

Posting Komentar